Jumat, 16 Juli 2010

Mendengar di Tengah Keluarga

Yakobus 1:19 Pdp. Ir. Ronald Daniel M.PM.
Kenapa Yakobus menuliskan hal ini, karena manusia lebih cenderung untuk berbicara daripada mendengar, ketika orang lain menyampaikan pendapatnya kita bantah terus tidak ingin mendengar pendapat orang lain, di dalam komunikasi yang sering terjadi adalah seperti itu, di dalam keluargapun seperti itu, Ketika orang lain menyampaikan pendapat akan dipotong agar tidak berbicara lagi. Kita akan belajar empat hal
Yang pertama, mengapa kita lebih suka berbicara dari pada mendengar? Manusia secara natural di-design utk memerintah (Kejadian 1:28) maka kita ini memang secara natural di bentuk untk menyampaikan perintah, tetapi pada mulanya tentu manusia itu bukan hanya sekedar memerintah tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendengar, tetapi setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia itu yang mulanya memerintah dengan pusatnya adalah Tuhan berubah menjadi pusatnya kepada dirinya sendiri, maka dari itu manusia lebih suka menyampaikan pendapatnya dari pada mendengarkan pendapat orang lain. Ada 2 sebab umum orang mau mendengar: Yang pertama Dewasa karena pengalaman hidup yg menempa orang tsb sehingga jadi dapat menghargai pendapat orang lain, yang kedua tidak percaya diri karena ragu bahwa diri sendiri mampu mengerjakan sebuah tugas, mengatasi suatu masalah ataupun persoalan, kemudian kita seharusnya mendengar dengan penuh kesadaran.
Yang kedua, mengapa kita harus mendengar? Karena TUHAN adalah Allah yg mendengar (Kej 16:11; Kel 2:24; 3:7; 1 Raj 9:3, Yesaya 59:1, dll.), kita punya Allah yang sangat peduli akan kita, Dia suka mendengar apapun yang menjadi masalah dalam hidup kita, Kita adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk beroleh keselamatan, rencana Allah tidak akan pernah gagal, bukan orang-orang yang mengisi gedung-gedung gereja yang akan diselamatakan tetapi orang-orang yang berubah paradigmanya yang lahir baru yang akan diselamatkan, karena itu kita harus belajar mendengar. Kemudian Allah memerintahkan kita utk mendengar (Mat 13:9; Why 13:9), Agar jangan jadi orang bodoh dan tercela (Ams 18:13, Pengkhotbah 4:17) banyak orang yang hanya pura-pura mendengar dan tidak sungguh-sungguh mendengar, maka ketika Firman itu disampaikan dalam kebenaran Alkitabiah tidak banyak yang menyukai, kebanyakan orang suka mendengar Firman yang menyenankan telinganya dan hatinya sesuai dengan paradigmanya, kalau kita tidak mau mendengar kita menjadi orang yang bodoh. Agar makan hasil yg baik & tidak harus dihukum (Yesaya 1:19-20; 42: 20-24), baik dalam pengertian bukan enaknya bukan banyaknya tetapi bagaimana itu dasarnya kebenaran, bukan berlimpah-limpah secara kekayaan tetapi berlimpah-limpah secara rohani dan kita percaya kita tidak akan pernah kekurangan, iman bahwa kita akan hidup dengan berkecukupan dan tidak akan kekurangan itu adalah iman yang benar, kemudian Supaya kita dapat hidup bergaul dengan Tuhan (Why 3:20) dan dengan sesama, Jika kita ingin mendengar Tuhan kita mau mendengar kebenaran Firman-Nya, Tuhan akan bergaul dengan kita, dan bukan hanya itu ketika kita bisa mendengar maka kita juga dapat bergaul dengan sesama kita dengan baik, jika kita tidak pernah mau mendengar apa yang menjadi keluh kesah, masalah atau apa yang mau dibagikan dalam kesukaan seseorang kita sebetulnya tidak bisa bergaul karib dengan dia, karena kita hanya ingin di dengar tetapi kita tidak ingin beri hati kita, telinga kita, untuk sungguh-sungguh mendengar.
Yang ketiga Bagaimana caranya supaya kita dapat mendengar, Berilah diri kita untuk mengalami lahir baru perubahan paradigma dari hal yang salah berpusat diri sendiri jadi berpusat kepada Tuhan, mengembalikan Tuhan sebagai pusat kehidupan dan bukan kepentingan diri sendiri lagi ini adalah awal dari kemampuan kita untuk mau mendengarkan orang lain termasuk keluarga, ikut Tuhan meskipun menderita tetap ikut Tuhan, ketika sakitpun tetap memuji Tuhan itu tanda kita sudah lahir baru. Berlatihlah dengan tekun untuk rendah hati tidak bisa seseorang berubah drastis dalam waktu singkat, Belajar untuk menganggap orang lain lebih penting dari diri sendiri walaupun mungkin dia lebih muda, rendah kedudukan/status sosialnya, miskin, dll.
Yang keempat Apa yang harus didengar? Firman Tuhan – menjaga kita dari kesesatan (Ul 31:11-13) Nasehat (Amsal 1:8; 12:15) Didikan (Amsal 8:33). Kesimpulan dengan menjadi pendengar yang baik kita akan dapat bersama membangun sebuah keluarga yang baik, harmonis, kokoh, takut akan Tuhan, dan penuh damai sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar